Minggu, 08 November 2015

Edisi Menjadi Jomblo

Okay, balik lagi sama gue si Indra Juniarti "mpena" (read: pesek) yang bertahun-tahun menyandang status jomblo, tapi tetap Happy. That's all of bulshit? No, that's true I'am Happy being Single, because now I know how to loving Someone with my deeply heart, and know how to respon someone who love me (kayak punya aja, gubrak -_-). Update-an kemarin-kemarin berasa kayak gue punya pacar aja, bukan? Lah itu hanya pengecohan, biar gak berasa Jones banget. Gue masih jomblo, gak punya pacar, dan masih punya 'dinding tinggi' disekitar "Es Krim" gue, bohong atau gak? itu Fakta.  


Balik lagi ke pambahasan berikutnya tapi masih nyambung sama topik diatas, Jomblo. Gue punya teman, cantik, pinter, sholihat, dan punya masa depan yang cerah menurutku. Sekarang dia sedang dekat dengan seorang pria, yang akhirnya berani dia ceritakan ke mamanya. Dan yang pasti Mamanya yang sedikit lebay dan memang memaksanya untuk pacaran sejak lama memberikan respon "amat" positif mengenai hal tersebut. Okay, teman gue tentu merasa, pria itu adalah pilihan yang hebat, bukan hanya karena dia memenuhi semua kriteria mamanya, tetapi juga karena dia benar-benar jatuh hati pada pria tersebut. Lalu bagaimana dengan seseorang yang memperjuangkannya sepenuh hati tetapi tidak memenuhi kriteria orang tuanya? atau bagaimana dengan seseorang yang juga memperjuangkannya tetapi tidak memenuhi kriterianya? Tentu, sekarang mereka hanyalah Kacang. (saat-saat seperti ini nih yang bikin Gue ngerasa Kadang Alam itu gak adil, cowok hanya tertarik pada rata-rata cewek yang cantik, pinter, sholihat, dan punya masa depan yang cerah, Gue mah apa atuh, masih aja jomblo -__- nasib jadi orang yang biasa-biasa aja)


Gue sih gak kenapa-napa, meski gak punya banyak orang yang ngejar kayak teman gue itu, soalnya kalo dipikir-pikir bisa pusing gue mikirin orang-orang itu, belum lagi gue termasuk kedaftar orang yang suka ngerasa gak enakan sama orang lain, apalagi harus bilang "orang itu bukan kamu" langsung ke orangnya. Keburu gue duluan yang gemeteran sebelum ketemu. Sebelum jadi kayak sekarang, pengalaman yang hampir sama kayak teman gue itu udah gue alamin saat SMA, sumpah, pusingnya itu bikin kurus, ya kali gue harus jawabin satu-satu maunya mereka, "pilih aku atau dia", "kalo aku berantam sama dia, kamu bela aku atau dia", please pertanyaan bodoh macam itu hanya akan gue respon dengan gak akan milih siapa-siapa, gue emang gitu orangnya, mending sakit semua sekalian daripada nyakitin sebagian, dan bahagiain sebagian, gue emang gitu orangnya. (pantes Jomblo -__-)


Bukan karena gak ada orang istimewa, tapi karena terlalu banyak orang istimewa, makanya gue milih jadi jomblo, keburu pusing sendiri kalo udah mikir "milih dia atau dia ya?" (berasa kayak punya banyak pilihan aja, emang yakin lu masuk kriteria mereka? -_- jon, jon, *jones). Tapi serius loh, kadang itu milih jadi single bukan berarti karena gak laku, tapi mau nguasain dunia muda lu sendiri aja tanpa harus pusingin perasaan orang lain. Meski gitu, dan ngaku jomblo, gue udah punya satu orang istimewa kok sekarang, dia masih jadi yang selalu disemogakan, karena dia amat istimewa buat gue, untuk saat ini dia masih jadi satu-satunya pilihan, (bukan masih, emang itu doang yang ada, satu doang, kan emang gak berani banyak-banyak nyadar standar muka) yang akan nyabutin status jomblo gue dengan datang dan minta izin ke Papa gue, "boleh saya menjadikannya yang satu-satunya dalam hidup saya?" yang dengan malu-malu aku bisikin jawabanya ke Papa, "Iya Pa, dia orangnya. Dia orang yang Nia mau".

Hahahaaa, status Jones dan Jomblo ini, cepat atau lambat akan pergi kok, tinggal tunggu waktu yang tepat dan orang yang tepat aja datang. Semangat dan Keep Hamasah Ukhti Sholihat ^_^





Tidak ada komentar:

Posting Komentar