Jumat, 06 November 2015

A Stalker is A Loser


Maaf..

Aku akhirnya sampai pada titik dimana aku merasa “aku seperti penguntit”. Aku selalu memenuhi notifikasi semua social media mu kan? Apa aku menyebalkan? Apa terkadang aku membuatmu risih? Ah, bukan terkadang ku rasa selalu, Apa aku selalu membuatmu risih?

Aku merindukanmu adalah satu-satunya alasan aku sering mengganggumu di social media. Jujur, saat aku mengirimkan >2 pesan sekaligus pada mu, di saat yang sama aku selalu merasa “apakah aku berlebihan?” “bukankah aku mengganggunya?” “ah, aku benar-benar berlebihan” “sepertinya aku benar-benar pengganggu”. Dari awal, sampai sekarang, aku selalu merasa demikian. I am a Stalker and that mean I am a loser.

Perasaan seperti itu kian menjadi kuat ketika kamu tidak merespon satupun pesan ku, aku sudah mengirimu pesan lebih dari 5 kali, tapi tidak ada satu pesan pun yang dibalas. 

“Ah, aku benar-benar pengganggu, berhentilah mengiriminya pesan dan kabar, toh dia juga tidak tertarik” adalah pikiran pertama yang muncul. Aku tau ini mungkin terkesan berlebihan, tapi, jika aku mengganggumu, tindakan,ucapan,dan pesanku berlebihan, bilang yaa. Kasih tau aku. Agar aku tau, aku tidak harus melakukannya lagi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar