Hari ini ku
coba buka lembaran lama itu. Setelah sekian lama berkutat dengan kehidupan baru
dan cerita-cerita hidup yang lain setelah mu. Baru beberapa lembar saja aku
sudah tertawa sendiri, membawa ku kembali ke masa kamu jadi satu-satunya orang
yang mengerti ku saat itu, mencoba semampu dan sebisa mu untuk membuat ku bahagia,
karena You Love Me so Much although You Know I Love Him.
Kemudian
dilembaran berikutnya, hatiku terluka, bagaimana tidak, lembaran-lembaran yang
amat sangat tebal itu mengingatkan ku mengenai luka hatimu karena ku, permainan
perasaan, kecewa mu, rasa sakit mu yang berulang kali, dan kebodohan ku kala
itu. Tak sempat mengatakan bahwa dalam sekian kisah kita itu, I Have Try Hard
To LOVE You, and I Love You Too In The End, dan itu adalah kesalahan yang aku
lupa untuk meminta maaf padamu.
Lalu
dilembaran berikutnya, tepat saat kamu yakin aku tak lagi bisa bahagia dengan
mu, saat kau coba untuk melepaskan ku untuk kembali dengannya, pertengahan
Januari 3 tahun yang lalu. Saat berkali-kali aku coba mengatakan, That I Want
to be Your Side, tapi kamu terus mencoba mendorong ku ke arahnya. Aku terluka
saat itu, aku patah hati, karena disaat yang sama aku menyadari, I Love You.
Lembaran
berikutnya, saat kamu dengan tulusnya mengatakan ke semua orang, You Love Me
(so Much), You Want Go to Somewhere Far Just With Me. Aku menyadari banyak hal,
aku membutuhkan mu lebih dari sekedar Adik Kelas, Teman Curhat, atau Orang yang
rela mencintai ku sepihak dalam waktu yang lama. Aku membutuhkan mu, jelas,
sebagai seorang Pria yang dengan gagahnya berani tersenyum dan berdiri
disamping ku, meski aku sadar saat itu kamu amat sangat menggemaskan ketika
terlihat kikuk, keringatan, dan malu. But That Is Unforgotable Momment For Me,
Because You.
Lalu
di akhir cerita, saat kita sama-sama melukai hati kita sendiri tanpa alsan yang
jelas saat itu, kamu melukai ku, dan aku melukai perasaan mu. Aku tak tau jelas
alasan mu, tapi aku ingat alasan ku saat itu hanya satu, I Am Not A Good
Person, and I Am Not Good Enough To Be Loved by You. Lalu aku memilih
meninggalkan mu.
Disaat
yang sama, jika saja kamu ingat, aku pernah berjanji satu hal padamu. "Setelah
memperjelas hubungan ku dengan orang sebelum kamu, aku akan kembali. Bukan pada
yang lain atau mungkin tidak saat ini, tapi suatu saat nanti aku akan kembali
padamu, padamu" yang saat itu aku mengatakannya sambil menangis dan kamu
yang menggenggam erat tanganku saat itu juga menangis. Sesaat aku kembali
merasakan bagaimana besarnya perasaan kita saat itu, terluka, dan aku masih
ingat genggaman tanganmu yang gemetar saat itu, lalu melepaskannya perlahan
saat mengatakan, "I Will Be Waiting For You, Until Whenever".
Lalu
saat aku menutup lembaran-lembaran itu, Haruskah
aku mengatakan pada mu? Bahwa sepanjang tahun itu, aku mencoba kembali
pada mu, tetapi saat ku temukan kamu telah bahagia dengan seorang yang
ku rasa lebih baik dari ku, kemudian aku mundur. Memilih tidak kembali,
memilih menjadi orang yang tidak menepati janji di depan mu.
Tapi sekarang aku menyadari satu hal, aku tak
menepati janji ku. Aku tak kembali pada mu. Aku memang menemukan tempat
kembali, tapi itu bukan kamu. Di persimpangan jalan dimana aku berjanji untuk menemui mu kembali, di persimpangan jalan itu juga ada Dia. Dia yang sekarang jadi satu-satunya tempat kembali ku.
"Ayat, maaf karena Bona-mu tidak menepati janji untuk kembali. Maaf karena Bona-mu menemukan tempat kembali lain. Terima kasih untuk jadi bagian indah masa remaja ku. Terima kasih untuk menyanyangi ku sepenuh hati. Bona juga sayang kamu Yat"
"14 November 2011 - 1 Januari 2012 - 26 Februari 2012 - 28 September 2012"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar